Makalah
Teknik Presentasi


A. Teknik
Teknik (bahasa Melayu: kejuruteraan) atau rekayasa(bahasa Inggris: engineering)
adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk
menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, matematika dan pengalaman praktis
yang diterapkan untuk mendesain objek atau proses yang
berguna. Para praktisi teknik profesional disebut insinyur (sarjana
teknik).
B. Presentasi
Presentasi
adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu
bentuk komunikasi. Presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang
lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik,
presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
C. Tujuan Presentasi
Adapun tujuan dari presentasi adalah
:
1.
Menginformasi
Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada orang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas sehingga pendengar dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah persepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.
Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada orang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas sehingga pendengar dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah persepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.
2.
Meyakinkan
Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis (masuk akal) dan sistematis sehingga menyakinkan pendengar atas suatu topik tertentu. Kontradiksi dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis dapat mengurangi keyakinan orang atas presentasi yang sampaikan.
Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis (masuk akal) dan sistematis sehingga menyakinkan pendengar atas suatu topik tertentu. Kontradiksi dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis dapat mengurangi keyakinan orang atas presentasi yang sampaikan.
3.
Membujuk
Presentasi secara logis dapat membuat pendengar mau untuk melakukan suatu aksi atau tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan (ajakan), atau rayuan yang disertai dengan bukti-bukti sehingga pendengar merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu tindakan.
Presentasi secara logis dapat membuat pendengar mau untuk melakukan suatu aksi atau tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan (ajakan), atau rayuan yang disertai dengan bukti-bukti sehingga pendengar merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu tindakan.
4.
Menginspirasi
Presentasi bertujuan untuk membangkitkan inspirasi dan memberikan motivasi kepada pendengar atau audiens.
Presentasi bertujuan untuk membangkitkan inspirasi dan memberikan motivasi kepada pendengar atau audiens.
5.
Menghibur
Presentasi bertujuan untuk memberi kesenangan kepada orang atau pendengar melalui informasi yang disampaikan dalam presentasi.
Presentasi bertujuan untuk memberi kesenangan kepada orang atau pendengar melalui informasi yang disampaikan dalam presentasi.
D.
Jenis –Jenis Presentasi
1.
Presentasi
Dadakan (Impromptu)
Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang
dilakukan secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara
ditunjuk langsung untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar, tanpa
melakukan persiapan segala sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan
maupun alat bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan mengejutkan.
2.
Presentasi Naskah (Manuscript)
Presentasi
naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam menyampaikan informasinya,
seorang pembicara melakukannya dengan membaca naskah. Tidak sedikit orang dalam
menyampaikan informasi menggunakan naskah berupa teks. Setiap kata-kata yang
keluar merupakan hasil dari sebuah naskah, pembicara melupakan tugasnya yang
utama yaitu melakukan kontak mata dengan pendengar. Jadi dapat dikatakan
pembicara bukan menyampaikan pidato, tetapi membacakan naskah pidato.
3.
Presentasi Hafalan (Memoriter)
Jenis
presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah disediakan. Berbeda
dengan jenis manuscript, memoriter tidak
menggunakan naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya
dengan menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang akan
disampaikan. Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript.
Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari
naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.
4.
Presentasi Ekstempore
Jenis Ekstempore merupakan
jenis presentasi yang paling baik untuk dilakukan dibanding jenis lainnya.
Pembicara mempersiapkan materi dengan garis besarnya saja, kemudian pada saat
presentasi akan dijabarkan secara mendetail.
E.. Komponen
dan Hal Pendukung Suksesnya Persentase
Dalam
hal ini presentasi merupakan komunikasi formal yang dilakukan orang dalam
sebuah forum untuk menginterpretasikan keinginan orang pertama. Presentasi
biasa dilakukan pada sebuah forum yang formal maupun non formal. Presentasi
sendiri lebih mengedepankan pada apa yang dimiliki dan keinginan presenter
kepada pendengar agar pendengar tahu dan memberikan efek kepada presenter.
Beberapa
hal yang menjadi komponen presentasi adalah:
1.
Internal pribadi presenter.
2.
Bahan presentasi
3.
Media presentasi
4.
Audience (pendengar)
5. Lingkungan
Dari kelima komponen tersebut di atas tentu bisa mendukung terjadinya komunikasi yang efektif pada sebuah presentasi. Hal-hal yang mendukung suksesnya presentasi adalah:
Dari kelima komponen tersebut di atas tentu bisa mendukung terjadinya komunikasi yang efektif pada sebuah presentasi. Hal-hal yang mendukung suksesnya presentasi adalah:
a. Kesiapan Mental Presenter
Sebelum
mengadakan presentasi presenter harus siap dari segi mental. Nervous adalah hal
yang biasa dirasakan seorang presenter sebelum maupun pada saat presentasi.
Garuk-garuk anggota badan, menggerak-gerakkan anggota badan, suara yang terputus-putus,
menunjukkan tingkah yang aneh saat di depan forum merupakan dampak gerogi yang
ditampakkan seorang presenter ketika didepan forum. Hal seperti itu sebisa
mungkin dihindari karena bias mengurangi nilai dari sebuah presentasi yang
notabennya adalah penyampaikan informasi kepada pendengar.
Sebisa
mungkin presenter bias mengkondisikan diri sendiri sebelum bahkan saat
presentasi. Salah satu hal yang bias dilakukan sebelum presentasi agar tidak
gerogi adalah mengatur nafas sebaik mungkin. Atau hal yang sangat jelas harus
dilakukan adalah memperbanyak presentasi atau berbicara didepan orang banyak,
lama-kelamaan orang akan merasa terbiasa dan tidak canggung lagi ketika
berbicara di depan umum.
b. Penguasaan Materi
Penyiapan
materi tidak kalah pentingnya dengan yang lainnya. Ibarat sebuah senjata materi
merupakan peluru yang akan ditembakkan. Sehingga inilah sebenarnya muatan yang
akan diberikan kepada pendengan agar pendengar mengerti akan apa yang kita
inginkan. Dalam ilmu komunikasi materi harus disampaikan secara holistic dan
tidak sebagian karena hal tersebut akan mengurangi esensi atau maksud dari apa
yang sebenarnya ingin disampaikan oleh presenter.
c.
Media Presentasi (Projector, Board, Computer, Laptop, Pointer, dll)
Dalam
era modern ini media presentasi sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Software sangat membantu memperlihatkan data atau materi dalam jalannya
presentasi. Adanya OHP, Projector, laptor, computer, board dan alat-alat
elektronik penunjang lainnya agar presentasi bias lebih menarik.
d.
Kondisi Audience (Pendengar)
Dalam
berjalannya persentasi presenter tidak hanya terus berbicara tanpa
pemperhatikan pendengar didepannya. Untuk mengkondisikan forum khususnya
pendengar tidak ada salahnya jika seorang presenter mempunyai trik untuk mengkondisikan forum.
Interaksi
kepada forum pun jangan dilupakan agar komunikasi yang dinamis dapat terjalin
pada forum presentasi tersebut. Sehingga pendengar tidak merasa bosan dengan
forum yang dikarenakan presenter terlalu monoton saat menyampaikan. Forum yang
tidak bias dikondisikan berakibat pada porsi materi yang diterima pendengar
atau dengan kata lain mengerti-tidaknya.
e. Kondisi Lingkungan / Forum Presentasi
Jika
perlu untuk kenyamanan suatu presentasi presenter perlu mengatur suasana forum
sebelum presentasi dimulai. Sebuah contoh ruangan yang terlalu dingin karena AC
mengakibatkan pendengar mengantuk karena kedinginan. Sebaliknya suhu yang
terlalu panas akan berakibat pendengar cenderung sibuk mengipas-ngipas dan
akhirnya mereka tidak memperhatikan presenter. Hal lain yang bias dilakukan
adalah menseting posisi duduk audience. Posisi leter L,U,melingkar dll bisa
dipikirkan sebelum diadakannya presentasi.
Secara hemat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah presentasi adalah:
1. Energi dan penuh semangat
Secara hemat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah presentasi adalah:
1. Energi dan penuh semangat
2.
Kontak mata dengan audiens
3.
Berbicara dengan jelas dan cukup keras
4.
Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai
5.
Mengenakan pakaian yang serasi
6.
Argumen-argumen terstruktur dengan baik
7.
Slide dapat dibaca
8.
Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab
F. Langkah-langkah
Persentase yang Baik
Efektifitas
presentasi ditentukan oleh kondisi audiens-nya dan kemampuan serta
karakteristik personal presenter. Audiens yang sudah termotivasi
sebelumnya, misalnya, tentu berbeda dengan audiens yang belum termotivasi,
misalnya terpaksa mengikuti pembicaraan tersebut karena mendapatkan tugas dari
instansi (meski demikian tidak bisa dikatakan bahwa setiap utusan dari
instansi kurang memiliki motivasi). Dalam kondisi demikian malah
menjadi tantangan bagi presenter untuk memotivasi pendengar agar tetap fokus
pada pembicaraan. Meskipun tidak ada panduan yang pasti bagi presenter
untuk melaksanakan presentasi, namu ada berbagai hal yang tetap harus
diperhatikan oleh presenter untuk mendapatkan hasil maksimal dalam sebuah
presentasi.
Ada beberapa langkah
untuk mengetahui bagaimana cara presentasi yang baik dan benar, yaitu :
a. Langkah Persiapan
1. Mengenali audiens
Langkap
penting awal adalah pengenalan terhadap audiens. Beberapa pertanyaan yang
bisa diajukan adalah berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikan mereka,
bagaimana (kira-kira) kemampuan mereka terhadap isi materi yang akan kita
sampaikan nanti, bagaimana karakteristik personal dan kulturasi audiens, dalam
konteks materi tersebut apa yang mereka harap mereka dapatkan, dan apa
kebutuhan mereka sebenarnya.
Beberapa
catatan yang bisa ditambahkan, audiens yang heterogen cenderung lebih sulit
untuk kita kelola dari pada audiens yang homogen. Pengenalan terhadap
audiens ini akan menentukan bahasa dan materi yang memungkin untuk kita
sampaikan.
2. Menentukan topik
yang akan kita sampaikan
Setelah
audiens berhasil kita kenali, kita beranjak kepada topik-topik materi apa yang
memungkinkan kita sampaikan dalam forum tersebut.
3. Pokok Bahasan
Setelah
mengidentifikasi tema, kita mempersiapkan pokok-pokok bahasan dari tema yang
telah kita dapatkan.
4. Alur dan pengaturan
presentasi
Pokok
bahasan yang akan kita sampaikan kita atur dalam alur yang runtut dan
logis. Usahakan jangan terlalu banyak flash back karena akan
membingungkan audiens.
5. Persiapan mental
b. Mengawali Persentasi
Sangat
penting bagi presenter untuk memberikan kesan menarik untuk mengawali sebuah
presentasi.
1. Penampilan
Pepatah
mengatakan “firs impression lasting forever”. Penampilan
fisik adalah kesan pertama yang didapatkan audiens. Kita tidak harus
selalu tampil dalam setelan formal. Situasilah yang nanti menentukan
penampilan kita harus seperti apa. Agak terasa naif apabila kita
mengenakan setelan jas lengkap dalam acara-acaraout bond, misalnya.
2. Ice Breaking
Ice
breaking ini adalah sarana untuk mencairkan kebekuan
forum. Ice breaking dapat berupa joke-joke atau
cerita-cerita lucu, permainan energizer, atau bahkan sekedar perkenalan biasa.
c. Penyampaian
1. Senyum
Usahakan
agar wajah kita selalu nampak segar dan dipenuhi dengan senyum.
2. Jelaskan
Berikan
penjelasan sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta. Tidak usah
berbelit-belit, dan tidak perlu menjelaskan apa yang kita sendiri tidak tahu.
3. Gunakan alat peraga
Alat
peraga akan membantu audiens dalam menangkap materi yang disampaikan.
Selain itu, bagi fasilitator sendiri, alat peraga akan membuat materi yang kita
sampaikan menjadi lebih sistematis.
4. Vokalisasi
· Perhatikan
kecepatan berbicara jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Pembicaraan
yang terlalu cepat akan membingungkan audiens. Di sisi yang lain
pembicaraan yang terlalu lambat akan membuat suasana menjadi membosankan.
Kecepatan bicara kita seyogyanya sedikit lebih lambat dari apabila kita
bercakap-cakap dalam situasi normal.
· Volume
suara disesuaikan dengan kondisi. Semua peserta mampu menangkap dengan
jelas, namun tidak ada yang merasa “diteriaki”.
· Pemenggalan
kalimat dilakukan secara tepat agar tidak kesalahan interpretasi atas
pembicaraan kita.
· Intonasi
perlu kita jaga agar audiens tidak merasa bosan.
5. Sejauh mungkin
berbicara dengan bahasa audiens
Tidak
perlu menggunakan kata-kata asing hanya agar tampak keren, namun pendengar
tidak paham dengan apa yang kita sampaikan. Akan sangat baik apabila
kadang kita menggunakan jargon-jargon yang populer di kalangan audiens kita.
6. Buat kontak mata
Kontak
mata yang dimaksud adalah kita berani untuk memandang audiens ketika berbicara.
Tidak jarang kita menemukan seseorang yang ketika berbicara didalam sebuah
forum menundukkan kepalanya tanpa melihat lawan bicara atau audience.
DAFTAR PUSTAKA
3. http://prabunusantara.blogspot.co.id/2014/02/makalah-teknik-komunikasi-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar